"Dangdut itu memalukan,identik dengan porno, erotis, kampungan, perusak moral..."Itulah beberapa komentar, pernyataan dan klaim dari sebagian masyarakat yang masih saja menganggap bahwa Dangdut itu berimej negatif hingga saat ini.Yang ingin kami tanyakan adalah mengapa mereka menilai negatif pada kata Dangdutnya, bukan pada para pelakunya, terutama penyanyi yang paling sering jadi sorotan?Sungguh sangat disayangkan memang ketika musik ini, katakanlah, sedang menuju sukses go internasional ikut terkena dampaknya secara umum akibat dari penyalahgunaan dan penodaan jenis musik tersebut oleh orang-orang Dangdut itu sendiri, penyanyi (wanita) khususnya, seperti aksi penyanyi Dangdut yang bebas digerayangi anunya hanya demi mendapatkan sawer atau imbalan dari pemberian sawer dari penonton saat pentas.Lihatlah beberapa gambar berikut ini: Sebagai seniman Dangdut, kami sangat sedih melihat aksi penyanyi Dangdut seperti itu, terutama setelah meledaknya istilah Dangdut Koplo. Sehingga Dangdut Koplo-pun ikut terkena dampak negatif akibat aksi-aksi seperti dalam gambar. Bahkan Rhoma sendiri tak mengakui bahwa Dangdut Koplo itu bukan bagian dari Dangdut, tapi aliran musik yang berdiri sendiri (dalam hal ini kami menolak pendapat Rhoma tersebut dari sisi yang berbeda).Sebagai dampak lain (terutama di dunia internet) dari aksi-aksi negatif penyanyi adalah seperti banyaknya pihak-pihak oportunis yang memanfaatkan imej Dangdut negatif untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Baik popularitas atau materi. Misalnya, ketika anda menulis kata Dangdut porno (dan kata-kata negatif lain) di mesin pencari baik di Google, Yahoo atau yang lain, akan dijumpai situs-situs yang sama sekali tidak berhubungan dengan musik Dangdut!. Mereka hanya menggunakan kata kunci tersebut untuk menarik perhatian pengunjung untuk melihat situsnya.Selain itu, aksi-aksi seperti pada gambar juga menimbulkan banyak protes, kecaman dari berbagai pihak masyarakat. Bahkan sering terdengar adanya penolakan, larangan, dan pencekalan pementasan grup Dangdut di suatu tempat. Ini sungguh sangat merugikan bagi pelaku Dangdut lain (musisi), panitia (EO), sponsor dan juga masyarakat terutama pedagang karena seharusnya mereka bisa menghasilkan rezeki dari sebuah tontonan Dangdut.Dan masih banyak dampak-dampak negatif akibat aksi negatif tersebut, seperti dekadensi moral, kriminal dan lainnya. Intinya aksi-aksi tersebut semakin merendahkan Dangdut secara umum di mata masyarakat, baik di dunia internet ataupun di dunia nyata. Yang semakin membuat kami heran lagi adalah jika tujuan mereka beraksi seperti itu untuk mengundang kontroversi dan protes, lalu dengan kontroversi tersebut akan lebih menarik perhatian berita-berita (infotainment) di televisi. Sehingga diharapkan bisa populer dan terkenal di seantero Indonesia dan akan mendapat pembelaan dari masyarakat dengan mengatasnamakan seni!. Jika benar, suatu saat akan terkenal, banggakah mereka terkenal karena kontroverisal? lebih bangga mana ketika anda terkenal karena prestasi?.Marilah mulai sekarang kita menyayangi dan melestarikan musik kita sebagaimana Dangdut telah memberikan kontribusi yang banyak untuk kita baik yang bersifat hiburan atau mata pencaharian. Apalah artinya popularitas duniawi jika hal itu berawal dari hal yang bersifat negatif, provokatif dan kontroversial. Saling mengkritik dan memberikan saran antar sesama seniman Dangdut lain, baik itu penyanyi atau musisi, panitia (EO), sponsor, dan lainnya, karena kami yakin banyak dari seniman Dangdut itu sendiri yang tidak setuju atau tidak suka ketika penyanyinya beraksi kelewat batas di atas pentas.Jika penyanyi ingin memamerkan aurat tubuhnya, lebih baik jangan dilakukan di atas panggung dengan mengatasnamakan Dangdut. Masih banyak cara untuk memamerkan aurat tubuh anda tanpa harus menggunakan Dangdut demi sebuah popularitas!. Silakan bergoyang, ala goyang ngebor, goyang patah-patah, goyang gergaji, goyang itik dan lain sebagainya, namun masih dalam batas kewajaran dengan pakaian yang sopan dan mengandung nilai etika dan estetika. Karena menurut kami, bukan persoalan pada bagaimana bergoyang saja, tapi kostum juga sangat berpengaruh pada citra Dangdut. Apalah artinya Goyang Jaipong atau yang lain saat pentas Dangdut, tapi auratnya melompong. Semoga dengan memulai kampanye stop aksi penyanyi Dangdut erotis dan porno di panggung ini, tak ada lagi anggapan sebagian masyarakat yang menilai bahwa Dangdut itu porno, bugil, kampungan, perusak moral dan sebagainya. Dan bagi para blogger dan pemilik situs untuk tidak secara langsung menulis Dangdut, alangkah baiknya jika anda katakan menggunakan embel-embel "penyanyi", karena Dangdut itu hanyalah "alat" saja yang bersifat "diam".
Source : dangdutlengkap.blogspot.com/2013/02/stop-aksi-penyanyi-dangdut-erotis-dan-porno-di-panggung.html